Waspada Bahaya Bakteri Anjing..!
SPEKTANEWS (Health) Ada yang menganggap memelihara hewan
merupakan salah satu aktifitas yang cukup menghibur. Jenis hewan yang dipelihara bisa kucing, ayam,
burung, ikan, atau anjing. bahkan bagi orang-orang berkantong tebal, memelihara
harimau, elang, atau buaya jauh lebih memiliki tantangan tersendiri.
Namun ada yang patut diwaspadai dari bakteri dan kuman hewan-hewan
peliharaan itu, terutama anjing. Hewan yang belakangan mulai sering dipelihara
orang-orang ini terindikasi memiliki bakteri dan kuman paling berbahaya di
dunia. Bakteri dan kuman itu tersebar di seluruh tubuh anjing mulai dari bulu,
kulit, air liur, hingga kotoran.
Persatuan Dokter Kesehatan Anak di Munich-Jerman,
mengungkapkan bahwa air liur anjing mengandung berbagai kuman penyakit. Bakteri
tersebut dapat masuk dan menyerang organ dalam manusia melalui sistem terbuka.
Resiko tertular penyakit kian besar apabila terkena gigitan anjing.
“Anjing yang kecil dan manis mungkin hanya meninggalkan luka
kecil ketika menggigit manusia. Meski lukanya tak kasat mata, tetap dianjurkan
untuk segera diobati ke dokter. Karena luka gigitan dapat menjadi jalan masuk
bagi kuman-kuman berbahaya yang berbiak pada liur anjing. Gigitan anjing paling
tidak melubangi jaringan kulit dan menjadi pintu masuk kuman. Korban harus
memperoleh perawatan dokter.
"Minimal dengan memberikannya suntikan anti-tetanus" kata
dokter kesehatan anak Thomas Fendel. B
Bahaya anjing tidak hanya pada liurnya saja. Menurut peneliti
dari Universitas Munich, menyatakan bahwa memelihara anjing meningkatkan resiko
kanker payudara. Peluang/ resiko mengidap kanker oleh karena memelihara anjing
jauh lebih besar dibanding memelihara piaraan lain seperti kucing dan kelinci.
Sebanyak 79,7 % penderita kanker payudara ternyata sering
bermain dengan anjing, mereka memeluk,
mencium, menggendong, memandikan, dan melakukan segala aktivitas yang berdekatan
anjing. Sisanya, hanya 4,4 % pasien yang tidak memiliki hewan peliharaan.
Sementara di Norwegia, 53,3 % dari 14.401 pemilik anjing
mengidap kanker. Ternyata kanker pada anjing dan manusia disebabkab oleh virus
yang sama, yaitu virus MMTV (Mammary
Tumor Virus). Memang terdapat hewan peliharaan lain yang berpotensi membawa penyakit
kanker, namun karena tipenya berbeda maka tak mudah menular pada manusia.
Melansir Medical Daily 27 Mei 2013, bahwa Universitas North Carolina
State melalui Profesor Dr. Robb Dunn mengadakan penelitian tentang anjing. Dan penelitian
tersebut diperoleh hasil yang cukup mengejutkan.
"Kami bisa menebak apakah Anda memiliki anjing atau
tidak didasarkan pada bakteri yang kami temukan pada layar televisi atau sarung
bantal," kata peneliti Dr Rob Dunn, profesor biologi di North Carolina
State University.
Dunn dan rekan melakukan serangkaian penelitian terkait kuman-kuman
yang menyebar di berbagai peralatan rumah tangga. Karena bakteri itu sangat
berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia dari penyebaran yang tak terduga, maka
para ilmuwan tersebut melakukan penelitian mengenai di mana saja bakteri dan
kuman anjing betah bersarang.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti berusaha menentukan
jenis bakteri yang ditemukan di rumah-rumah warga. Ada 40 rumah yang diteliti.
Untuk mengumpulkan sampel biologis dari permukaan benda-benda dan peralatan di
rumah, peneliti menggunakan alat yang disebut steril Q-tips.
Para peneliti mengambil sampel bakteri dari 9 tempat, yaitu
di talenan, meja dapur, rak kulkas, kursi toilet, sarung bantal, gagang pintu,
layar televisi dan daun pintu. Hasilnya, sangat mengejutkan! Dari kesembilan
tempat itu para peneliti menemukan lebih dari 7.726 jenis bakteri sangat
berbahaya. Dan ternyata pemilik rumah yang memelihara anjing ditemukan lebih
banyak dihuni berbagai jenis bakteri berbahaya.
"Kami ingin mengetahui jenis apa saja yang
mempengaruhi ekosistem bakteri di dalam rumah. Dan perbedaan terbesar yang telah kami
temukan sejauh ini adalah pada pemeliharaan anjing. Ada bakteri yang biasanya
ditemukan di tanah, di mana jumlahnya 700 kali lipat lebih banyak ditemui di
rumah yang memelihara anjing dibanding rumah yang tanpa anjing," kata Rob
Dunn.
Menurut peneliti tersebut, temuan yang sempat dimuat jurnal
Plos ONE ini tak begitu mengejutkan. Mengingat anjing sering berjalan-jalan di
lapangan, berguling-guling di tanah, atau mengejar mobil. Jadi bukan hal yang
tak mungkin jika anjing lantas membawa masuk bakteri dari luar rumah ke dalam
rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar