Jumat, 20 Februari 2015

Waspada Bahaya Bakteri Anjing..!


SPEKTANEWS (Health) Ada yang menganggap memelihara hewan merupakan salah satu aktifitas yang cukup menghibur.  Jenis hewan yang dipelihara bisa kucing, ayam, burung, ikan, atau anjing. bahkan bagi orang-orang berkantong tebal, memelihara harimau, elang, atau buaya jauh lebih memiliki tantangan tersendiri.  
Namun ada yang patut diwaspadai dari bakteri dan kuman hewan-hewan peliharaan itu, terutama anjing. Hewan yang belakangan mulai sering dipelihara orang-orang ini terindikasi memiliki bakteri dan kuman paling berbahaya di dunia. Bakteri dan kuman itu tersebar di seluruh tubuh anjing mulai dari bulu, kulit, air liur, hingga kotoran.
Persatuan Dokter Kesehatan Anak di Munich-Jerman, mengungkapkan bahwa air liur anjing mengandung berbagai kuman penyakit. Bakteri tersebut dapat masuk dan menyerang organ dalam manusia melalui sistem terbuka. Resiko tertular penyakit kian besar apabila terkena gigitan anjing.
“Anjing yang kecil dan manis mungkin hanya meninggalkan luka kecil ketika menggigit manusia. Meski lukanya tak kasat mata, tetap dianjurkan untuk segera diobati ke dokter. Karena luka gigitan dapat menjadi jalan masuk bagi kuman-kuman berbahaya yang berbiak pada liur anjing. Gigitan anjing paling tidak melubangi jaringan kulit dan menjadi pintu masuk kuman. Korban harus memperoleh perawatan dokter.
"Minimal dengan memberikannya suntikan anti-tetanus" kata dokter kesehatan anak Thomas Fendel. B
Bahaya anjing tidak hanya pada liurnya saja. Menurut peneliti dari Universitas Munich, menyatakan bahwa memelihara anjing meningkatkan resiko kanker payudara. Peluang/ resiko mengidap kanker oleh karena memelihara anjing jauh lebih besar dibanding memelihara piaraan lain seperti kucing dan kelinci.
Sebanyak 79,7 % penderita kanker payudara ternyata sering bermain dengan anjing, mereka  memeluk, mencium, menggendong, memandikan, dan melakukan segala aktivitas yang berdekatan anjing. Sisanya, hanya 4,4 % pasien yang tidak memiliki hewan peliharaan.
Sementara di Norwegia, 53,3 % dari 14.401 pemilik anjing mengidap kanker. Ternyata kanker pada anjing dan manusia disebabkab oleh virus yang sama, yaitu virus  MMTV (Mammary Tumor Virus). Memang terdapat hewan peliharaan lain yang berpotensi membawa penyakit kanker, namun karena tipenya berbeda maka tak mudah menular pada manusia.
Melansir Medical Daily 27 Mei 2013, bahwa Universitas North Carolina State melalui Profesor Dr. Robb Dunn mengadakan penelitian tentang anjing. Dan penelitian tersebut diperoleh hasil yang cukup mengejutkan.
"Kami bisa menebak apakah Anda memiliki anjing atau tidak didasarkan pada bakteri yang kami temukan pada layar televisi atau sarung bantal," kata peneliti Dr Rob Dunn, profesor biologi di North Carolina State University.
Dunn dan rekan melakukan serangkaian penelitian terkait kuman-kuman yang menyebar di berbagai peralatan rumah tangga. Karena bakteri itu sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia dari penyebaran yang tak terduga, maka para ilmuwan tersebut melakukan penelitian mengenai di mana saja bakteri dan kuman anjing betah bersarang.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti berusaha menentukan jenis bakteri yang ditemukan di rumah-rumah warga. Ada 40 rumah yang diteliti. Untuk mengumpulkan sampel biologis dari permukaan benda-benda dan peralatan di rumah, peneliti menggunakan alat yang disebut steril Q-tips.
Para peneliti mengambil sampel bakteri dari 9 tempat, yaitu di talenan, meja dapur, rak kulkas, kursi toilet, sarung bantal, gagang pintu, layar televisi dan daun pintu. Hasilnya, sangat mengejutkan! Dari kesembilan tempat itu para peneliti menemukan lebih dari 7.726 jenis bakteri sangat berbahaya. Dan ternyata pemilik rumah yang memelihara anjing ditemukan lebih banyak dihuni berbagai jenis bakteri berbahaya.
"Kami ingin mengetahui jenis apa saja yang mempengaruhi ekosistem bakteri di dalam rumah. Dan perbedaan terbesar yang telah kami temukan sejauh ini adalah pada pemeliharaan anjing. Ada bakteri yang biasanya ditemukan di tanah, di mana jumlahnya 700 kali lipat lebih banyak ditemui di rumah yang memelihara anjing dibanding rumah yang tanpa anjing," kata Rob Dunn.
Menurut peneliti tersebut, temuan yang sempat dimuat jurnal Plos ONE ini tak begitu mengejutkan. Mengingat anjing sering berjalan-jalan di lapangan, berguling-guling di tanah, atau mengejar mobil. Jadi bukan hal yang tak mungkin jika anjing lantas membawa masuk bakteri dari luar rumah ke dalam rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar