Jumat, 20 Februari 2015

baca intensif

Membaca intensif

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Membaca intensif (Inggris: intensive reading) adalah studi seksama,telaah teliti,dan penanganan terperinci yang dilakukan pembaca terhadap suatu bacaan yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman.Yang termasuk dalam kelompok membaca intensif ini ialah: membaca telaah isi (content study reading) membaca telaah bahasa (linguistic study reading).[1]

Membaca Telaah Isi

Membaca telaah isi dapat kita bagi atas:[2]
  • Membaca teliti
  • Membaca pemahaman
  • Membaca kritis
  • Membaca ide

Membaca Telaah Bahasa

Membaca telaah bahasa merupakan kegiatan membaca yang dilakukan untuk mengetahui bahasa-bahasa yang digunakan oleh penulis dalam menyampaikan suatu gagasan. Bahasa yang digunakan penulis dapat bervariasi, bisa melalui sarana-sarana sastra, dan simbol tertentu.[3]

Membaca Teliti

Membaca teliti adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara teliti untuk dapat memahami, menilai, serta mengevaluasi suatu informasi tertentu dalam media tulisan. Kegiatan membaca ini memerlukan proses yang bertahap, dan dilakukan dalam waktu yang lumayan lama.[4]

Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami:[5]
  • Standar-standar atau norma-norma kesastraan (literatery standards)
  • Resensi kritis (critical review)
  • Drama tulis (printed drama)
  • Pola-pola fiksi (pattern of fiction)

Membaca Kritis

Membaca kritis atau critical reading adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana,penuh tenggang hati,mendalam,evaluatif,serta analitis,dan bukan hanya mencari kesalahan.[6]Aspek yang perlu diperhatikan antara lain :
  • Memahami maksud penulis
  • Memahami organisasi dasar tulisan
  • Dapat menilai penyajian penulis/pengarang
  • Dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari

Membaca Ide

Membaca ide adalah kegiatan membaca yang bertujuan untuk menemukan ide atau gagasan utama yang hendak disampaikan penulis.Kegiatan ini dilakukan dengan proses resepsi dan pemahaman yang mendalam.[7]

Rujukan

  1. ^ Henry Gutur Tarigan (1979). Memabaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
  2. ^ Henry Gutur Tarigan (1979). Memabaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
  3. ^ Henry Gutur Tarigan (1979). Memabaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
  4. ^ Henry Gutur Tarigan (1979). Memabaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
  5. ^ Henry Gutur Tarigan (1979). Memabaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
  6. ^ Henry Gutur Tarigan (1979). Memabaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
  7. ^ Henry Gutur Tarigan (1979). Memabaca Sebagai Suatu Keterampilan B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar